Selasa, 17 April 2012

ORDO CASUARIIFORMES


Klasifikasi:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
SubFilum         : Vertebrata
Kelas               : Aves
Ordo                : Casuariiformes
Famili              : Casuariidae, Dromaiidae
Genus              : Casuarius, Dromaius
Spesies            : C. casuarius, C. unappendiculatus, C. bennetti
                          Dromaius novaehollandiae (Emu)[1]

Karakteristik Ordo
Burung-burung yang termasuk dalam ordo ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Burung terestrial berukuran tubuh besar, berat mencapai 60-85 kg dengan tinggi badan hingga 1,6 m; 
  2. Pada Kasuari mempunyai bangunan dari bahan tanduk di bagian kepala yang disebut ketopong atau casque yang merupakan penandukan dari tempurung kepalanya. Ketopong ini mungkin digunakan untuk menerobos vegetasi rimbun atau menggali serasah dedaunan guna mencari makanan[2];

Gambar.1 Ketopong pada Casuarius casuarius
     3. Kepala dan leher berbulu tipis sedangkan badan berbulu tebal: Bulu kasuari dewasa berwarna hitam legam, kaku, pendek dan bersifat nuptial. Artinya warna pada bulu burung akan berubah seiring bertambahnya usia. Bulu anak kasuari berwarna coklat pucat dengan garis-garis memanjang dari kepala ke ekor berwarna coklat gelap. Perubahan warna bulu dari coklat bergaris menjadi coklat polos terjadi pada umur sekitar 6 bulan kemudian dari coklat menjadi warna hitam legam setelah mencapai umur dewasa kelamin yaitu sekitar umur 4 tahun. Kasuari memiliki daerah teritori tertentu dan hidup secara soliter  kecuali pada musim kawin dan saat mengasuh anak[3]
 
Gambar.2 Anak Kasuari (kiri) Anak Emu(kanan)
4. Setiap bulu terdiri dari dua batang bulu kembar dan oleh karena itu tidak ada bulu kait (radioli) dan bulu-bulu cabang tidak melekat satu sama lain;
5. Memiliki sepasang kaki yang kokoh dan masing-masing berjari tiga yang pipih di bagian bawah, satu diantaranya bercakar runcing (jari tengah) yang digunakan untuk pertahanan diri menyerang musuh;
Gambar.3  jari kaki pada kasuari
            6. Tulang dada (sternum) tanpa lunas (carina)[4];
7. Sayapnya mengalami reduksi hingga panjangnya hanya 35 cm;
8. Ekor mengalami reduksi
9. Frugivorous (pemakan buah dan biji) khusus yaitu burung yang memakan buah  yang berkualitas tinggi dan serangga; mencerna bagian yang lunak dan tidak mencerna bijinya. Di alam paling sering makan buah buni dan buah batu;
            10. Mencapai umur 40-50 tahun; 
                         11.  Telur berwarna gelap (biru tua hingga hijau tua dan mengkilap);

Gambar.4 Sarang Emu
12. Walaupun tidak dapat terbang, burung ini memiliki kemampuan lari yang relatif cepat, sekitar 40 km/jam.
Perilaku dan Reproduksi
            Satwa ini aktif pada pagi dan siang hari (diurnal). Kasuari termasuk burung  yang pandai berenang, berlari dan melompat. Burung kasuari mempunyai sifat galak, agresif terutama saat melindungi telur dan anak-anaknya. Kasuari termasuk hewan soliter, pada saat musim kawin saja berpasangan. Kasuari betina mempunyai sifat poliandri, dalam satu musim kawin dapat mendapatkan 3 pejantan. Kasuari betina bertelur sebanyak 3-8 butir. Telur diletakkan di atas cekungan tanah di sela banir pohon, dengan alas daun dan ranting tumbuhan. Pengeraman telur dilakukan oleh kasuari jantan, perlu waktu 58-61 hari (7 minggu) untuk menetas.[5]
            Sarang burung ini di hutan adalah sepetak tanah yang digaruk bersih di tengah semak belukar yang lebat di dekat tempat pemukimannya yang normal. Bulu anak burung ini bergaris-garis dengan lukisan gelap dan terang. Ketopong dan gelambir baru akan tumbuh pada umur 2-3 tahun.
Gambar 5. Anak Kasuari dengan gelambir dan ketopong yag baru akan tumbuh
            Kasuari memiliki 2 jenis pekikan utama yaitu bunyi gedebak-gedebuk mirip bunyi bedug bertalu dan suara pekikan yang mirip dengkur seekor emu, diperdengarkan sesaat sebelum mulai mengerami telur.[6]

Keanekaragaman
a.Casuarius casuarius (Australian Cassowary/ Kasuari Gelambir Dua)
 
Gambar.6 Kasuari Gelambir Ganda
Kasuari gelambir ganda sering terdapat dipinggiran hutan hujan tropis dan sabana (hutan eucalyptus). Penyebarannya meliputi Irian, Papua bagian Barat, Tenggara dan Selatan serta kepulauan Aru, di timur laut Australia, sebelah selatan sampai Cardwell. Spesies ini memiliki tinggi 1,5 –1,8 meter apabila berdiri tegak, namun biasanya kepalanya diangkat setinggi 1,2 m dari tanah. Kulit leher dan kepala berwarna biru keunguan bercampur merah dan kuning. Memiliki gelambir ganda berwarna merah, oranye atau kuning pada lehernya. Panjang gelambir  kira-kira 12 cm dan agak miring ke kiri.[7] Ketopong tinggi hingga 15 cm dan tebal membentuk kurva. Bulu-bulu di badannya berwarna hitam mengkilap. Sayap kasuari ini telah mereduksi hebat dan bulu sayapnya yang besar, yang tinggal batangnya saja, hanya berupa duri-duri tajam serupa tanduk yang bisa mencapai 40 cm. Jika burung ini berdiri, bulu sayap besar ini menggantung di samping tubuhnya.
b.      Casuarius unappendiculatus(One-watted Cassowary/Kasuari Gelambir Satu)

Gambar.7 Kasuari Gelambir Satu[8]
Jenis kasuari gelambir tunggal banyak ditemukan di daerah hutan hujan atau hutan rawa, terutama di dataran rendah. Daerah penyebarannya sangat luas, meliputi Papua bagian utara, pulau Salawati dan pulau Yapen-Serui dan pulau-pulau sekitarnya. Tinggi kasuari jenis ini 1,2-1,6 meter dan beratnya hingga 60 kg. Spesies ini memiliki ciri umum bergelambir tunggal pendek (hanya sekitar 3 cm) berwarna kuning kemerahan, menggantung ke bawah dari tenggorokan. Ketopong membentuk bidang segitiga dan berwarna abu-abu, wajah dan kepala berwarna biru dengan leher merah berbercak kuning di bagian belakang.
c. Dromaius novaehollandiae (Emu)

Gambar.8 Seekor Burung Emu
             Dewasa ini burung Emu merupakan satu-satunya jenis dari genus Dromaiidae yang tinggal di daratan Australia, mulai dari pegunungan hingga pantai. Burung Emu memiliki sayap kecil yang hanya berukuran 1/10 panjang tubuhnya. Emu berwarna cokelat, dengan dasar putih. Setiap bulu mempunyai dua batang bulu yang serupa, yang bulu cabangnya demikian jauh letaknya. Bulunya lebih mirip rambut terurai. Leher seringkali berwarna kebru-biruan. Tungkai tidak berbulu dan demikian panjangnya sehingga dapat melangkah antara 2-7 m. Telapak kaki memiliki bantalan kulit tebal (kapalan) dan lebar. Paruhnya lebar dan lunak, cocok untuk merumput. Sayapnya berguna untuk mendinginkan tubuh. Apabila terlampau panas, sayap itu direntangkan agar memudahkan penguapan.[9]
             Burung Emu lazim mengeram pada bulan-bulan musim dingin, Mei-Agustus. Kebanyakan eraman adalah milik salah satu pasang burung saja dan yang bertugas mengerami adalah pejantan. Pejantan baru akan memulai pengeraman setelah betina menghasilkan 5-9 butir. Masa pengeraman sekitar 8 minggu dan pejantan hampir tidak makan dan minum selama mengerami. Anak emu akan meninggalkan sarang setelah 2-3 hari setelah menetas dan akan terlihat berjalan memimpin ayahnya, jarang terlihat sebaliknya.
             Emu mengkonsumsi buah, bunga, serangga, biji, ulat serta kerikil-kerikil yang ditelan untuk membantu pencernaan makanan.
d.      Casuarius bennetti (Kasuari Kerdil)
  
Gambar.10 Contoh Kasuari Kerdil
Kasuari kerdil jauh lebih kecil daripada yang lain. Tingginya hanya asekitar 1m. Lebih senang mendiami daerah pegunungan di Irian dan pulau-pulau sekitarnya dengan ketinggian lebih dari 3000 meter dari permukaan laut. Ketopong pendek mendatar kebelakang dan tidak bergelambir. Leher bawah berwarna merah dan bagian atas berwarna biru sampai ke kulit muka dengan bercak merah di sudut mulut. Bulu kasuari Bennet mirip sutera, tetapi lebih gelap dibanding warna spesies lain.[10]

Manfaat bagi Ekosistem dan Manusia
            Di Indonesia, burung Kasuari merupakan hewan yang langka dan perlu perhatian khusus untuk dikonservasi. Biasanya burung ini digunakan untuk objek penelitian tentang fauna karena memang jumlahnya yang terbatas sehingga tidak banyak pula diteliti. Dalam konservasi, penangkaran burung-burung ini dapat dijadikan sebagai objek pariwisata dan tujuan studi.
            Di alam, tentunya burung ini juga menyumbang keanekaragaman ekosistem hutan ataupun ladang yang kehadirannya akan sangat berpengaruh besar terhadap hewan atau tumbuhan di sekitarnya. Khusus burung Emu, banyak ditemukan kawanan burung ini merusak ladang-ladang petani di daratan Australia sehingga banyak dibunuh dan bangkainya hanya dibuang tanpa manfaat. Padahal seekor Emu menghasilkan 13,5 kg daging tak berlemak yang merupakan sumber protein yang belum dikembangkan.[11]


[1] Redaksi Ensiklopedi Indonesia. Ensiklopedi Indonesia Seri Fauna (Burung). (Jakarta: PT. Dai Nippon Printing Indonesia, 1988) hlm.27
[2] Damaring Tyas Wulandari dan Broto Raharjo, Encyclopedia Fauna (Jakarta: Erlangga, 2005) hlm.194
[5] Redaksi Ensiklopedi Indonesia. Ensiklopedi Indonesia Seri Fauna (Burung). (Jakarta: PT. Dai Nippon Printing Indonesia, 1988) hlm.28
[8] http://www.biolib.cz/en
[9] Vladimir Bejcek dan Karel StastnyThe Complete Encyclopedia of Birds (Outlines the Variety of Breeds and Their Habitats from All Around the World). (Netherlands: Rebo International b.v., 1999) hlm.12
[10] Redaksi Ensiklopedi Indonesia. Ensiklopedi Indonesia Seri Fauna (Burung). (Jakarta: PT. Dai Nippon Printing Indonesia, 1988) hlm.27
[11] Ibid, hlm.14

ARTHROPODA


Arthropoda merupakan filum dengan jumlah spesies terbanyak. Ciri khas filum ini adalah tubuhnya yang berbuku-buku atu beruas-ruas. Biasanya terdiri atas kepala, dada dan perut. Namun ada pula yang hanya terdiri atas 2 bagian karena bagian kepala dan dada menyatu yang kita kenal dengan cephalothorax. Dari filum ini, yang spesiesnya dapat kita temukan dalam praktikum hanya 1 kelas yaitu kelas Crustacea.
Kelas Crustacea hidup dalam air dan bernafas dengan insang. Eksoskeleton keras dan terdiri atas kitin yang berlendir. Memiliki sepasang atau lebih antenna. Kepala terbentuk sebagai persatuan segmen-segmen yang kadang-kadang menyatu dengan dada yang disebut chepalotorax. Contoh spesies hewan ini adalah udang (Penaeus sp.), kepiting (Uca sp.).
 ( Mukayat, 1994, hlm. 129 )

ECHINODERMATA

Berasal dari kata echinus  yang artinay duri  dan derma = kulit, jadi semua anggota filum ini kulitnya berduri walaupun ada yang terdeferensiasi. Filum echinodermata ini eksklusif hidup di laut dari zona intertidal atau pasang surut sampai laut yang dalam. Ciri khasnya yaitu tubuhnya terbagi menjadi lima bagian atau kelipatannya yang mengelilingi pusat yang kita kenal dengan sifat pentamerus radial simetri. Mempunyai kerangka dalam berupa osikula, lempeng atau modifikasinya yang tersusun atas zat kapur. Pada kerangkanya terdapat duri atau tuberkula yang mengelilingi permukaan. Ciri khas yang lain adalah adanya sistem ambulakral atau sistem kanal atau sistem pembuluh air. Sebagian besar sistem reproduksi echinodermata berumah dua atau dioceous denga fertilisasi eksternal. ( Trijoko, 2009)

Dalam sistem klasifikasi lama, filum ini memiliki 5 kelas, yaitu :
  1. Crinoidea: Dikenal dengan nama lili laut. Hewan-hewan ini tumbuh pada pangkalnya, melekat dengan bantuan permukaan aboral, tetapi juga ada yang berenang bebas. Tubuhnya kecil dan berbentuk seperti mangkok yang disebut calyx. Melekat pada dasar laut dengan bantuan akar (cirri), sehingga yang hidupnya berenang bebas tidak punya alat ini. Mulut terpisah dari anus. Dari calyx tumbuh tangan-tangan yang dilengkapi dengan silia. Pada tiap tentakelnya terdapat syaraf. Selom sangat kecil Gonad terdapat pada ujung tangan-tangannya.( Mukayat, 1994, hlm.119 )
  2. Asteroidea: Asteroidea merupakan spesies Echinodermata yang paling banyak jumlahnya, yaitu sekitar 1.600 spesies. Asteroidea juga sering disebut bintang laut. Contoh spesies ini adalah Acanthaster sp., Linckia sp., dan Pentaceros sp. Tubuh Asteroidea memiliki duri tumpul dan pendek.Duri tersebut ada yang termodifikasi menjadi bentuk seperti catut yang disebut Pediselaria. Fungsi pediselaria adalah untuk menangkap makanan serta melindungi permukaan tubuh dari kotoran.Pada bagian tubuh dengan mulut disebut bagian oral, sedangkan bagian tubuh dengan lubang anus disebut aboral. Pada hewan ini, kaki ambulakral selain untuk bergerak juga merupakan alat pengisap sehingga dapat melekat kuat pada suatu dasar. Sistem ambulakral Asteroidea terdiri dari : Medreporit adalah lempengan berpori pada permukaan cakram pusat dibagian dorsal tubuh, Saluran cincin (terdapat di rongga tubuh cakram pusat), Saluran radial merupakan cabang saluran cincin ke setiap lengan dan Kaki ambulakral yang merupakan juluran saluran radial yang keluar. Anggota Asteroidea memiliki kemampuan regenerasi yang sangat besar. Setiap bagian lengannya dapat beregenerasi dan bagian cakram pusat yang rusak dapat diganti.Asteroidea merupakan hewan dioseus, organ kelamin berpasangan pada setiap lengan, dan fertilisasi terjadi di luar tubuh.
  3. Ophiuroidea: Ophiuroidea terdiri dari 2.000 spesies, contohnya adalah bintang ular (Ophiothrix).Ophiuroidea  (dalam bahasa yunani, ophio = ular) berbentuk seperti asteroidea, namun lengannya lebih langsing dan fleksibel.Cakram pusatnya kecil dan pipih dengan permukaan aboral (dorsal) yang halus atau berduri tumpul. Ophiuroidea tidak memiliki pediselaria. Cakram pusat berbatasan dengan lengan-lengannya.Hewan ini pun juga dapat beregenerasi.
  4. Echinoidea: Echinoidea berbentuk bola atau pipih, tanpa lengan.Echinoidea yang berbentuk bola misalnya bulu babi (Diadema saxatile) dan landak laut (Arabcia punctulata). Permukaan tubuh hewan ini berduri panjang.Echinoidea memilki alat pencernaan khas, yaitu tembolok kompleks yang disebut lentera aristoteles. Fungsi dari tembolok tersebut adalah untuk menggiling makanannya yang berupa ganggang atau sisa-sisa organisme. Echinoidea yang bertubuh pipih misalnya dolar pasir (Echinarachnius parma). Permukaan sisi oral tubuhnya pipih, sedangkan sisi aboralnya agak cembung. Tubuhnya tertutupi oleh duri yang halus dan rapat. Durinya berfungsi untuk bergerak, menggali, dan melindungi permukaan tubuhnya dari kotoran.Kaki ambulakral hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi utuk mengangkut makanan.
  5. Holothuroidea: Holothuroidea dikenal dengan nama timun laut atau teripang. Contoh hewan ini adalah Cucumaria sp., Holothuria sp., dan Bohadschia argus.Hewan ini tidak berlengan dan anus terdapat pada kutub yang berlawanan dari tubuhnya.Daerah ambulakral dan inter-ambulakral tersusun berselang-seling di sepanjang tubuhnya.Alur ambulakral tertutup, madreporit terdapat di rongga tubuhnya.Sebagian kaki ambulakral termodifikasi menjadi tentakel oral.Sistem respirasinya disebut pohon respirasi, karena sistem tersebut terdiri dari dua saluran utama yang bercabang pada rongga tubuhnya.Keluar dan masuknya air melalui anus.

ANNELIDA

Annelida merupakan cacing yang bersegmen-segmen seperti cincin (annulus= cincin) dan berongga sejati system pencernaanya sempurna dan tidak bercabang, ekskresi oleh nefridium system dan peredaran darahnya tertutup. Tubuhnya dilapisi kutikula dan setiap rongga tubuhnya terdapat sekat kitin atau yang disebut septum. Filum ini dibagi atas 3 kelas :
  1. Polychaeta: Kelompok hewan ini merupakan sejumlah cacing dengan rambut-rambut kasar dan kaku (setae). Setae terjadi dari bagian parapodia. Biasanya kepala berkembang baik dan dilengkapi beberapa alat tambahan. Alat kelamin terpisah dengan gonad yang memanjang di seluruh tubuh dan fertilisasi terjadi luar tubuh (eksternal). Contoh : Nereis virens
  2. Oligochaeta: Kelompok cacing Oligochaeta mempunyai sedikit rambut-rambut kaku. Biasanya tubuhnya panjang dan silindris. Contoh : cacing tanah (Lumbriscus terestris )
  3. Hirudinae: Anggotanya banyak kita kenal dengan lintah dan pacet. Hidupnya ada yang di darat dan ada yang di laut. Tubuhnya pipih atas bawah dengan sebuah prostomiun dan 32 ruas tubuh. Bagian anterior terdapat mulut batil penghisap anterior,sedangkan bagian posterior terdapat batil isap posterior. Contoh : Hirudo medicinalis
( Kasijan, 2009, hlm 163 )