Minggu, 20 Mei 2012

My 1st Night at Banyu Windu Village, Ungaran Mount, Kendal – for the herpet special XPDC


Kumpul jam 06.00 wib di Timur Gudheg Yu Djum Jalan Kaliurang km 5.

Terasa berat sebenarnya kubuka pejaman mataku pagi kemarin, walaupun hanya setengah jam kulelapkan tidurku, kurasa itu sudah cukup setelah semalaman begadang di Ma’iyahan. Hp Nokia C1-01 [milik ibuku yang diwariskan padaku] seketika berdering dan menyiagakan telingaku, “Klepon is calling…”

Seketika langsung kujawab seolah tidak terjadi apa-apa… “Mbak aku dah di Jakal deket Gudheg Yu Djum.” “Waaaaa…. udah jam6 ternyata, dan aku belum mandi.” Segera kuraih handuk dan bergegas ke kamar mandi. Untung saja hari libur, jadi ga perlu pake antre. Jm 06.35 aku sudah siap, kuraih daypack dan mini-bag ku dan tak lupa tenda dome. Segera kukeluarkan  Si Momot (panggilan sayangku untuk satu-satunya motor kesayanganku) dari kandhangnya dan segera kusulut mesinnya. Tak usah berlama-lama, segera kutarik gas-nya dan Kontrakan Gowok adalah tujuan pertamaku. Setelah dari Gowok, setidaknya kost Sapen juga perlu kusinggahi , beberapa peralatan lapangan masih tertinggal disana. Pukul 06.55, Momot segera melaju ke Jakal, di perjalanan aku membayangkan wajah Si Klepon carut marut karena sudah menungguku 1 jam lamanya.

Pukul 07.45, tim kami (Cempe, Kurik, Klepon, Tikus, Omen, dan saya) kopi darat dengan 4 orang rekan dari KP3 Herpetologi Kehutanan UGM. Sebut saja,,, Mbak Nia, Mbak Ayu, Mas Aat dan Mas Chandra. Setelah basa basi kenalan, kami bergegas berangkat, kampus FMIPA UNNES adalah tujuan pertama. Sleman, Magelang, Temanggung, Ambarawa, Semarang. Yeahhh… 11.45 akhirnya sampai di Semarang, kota yang tidak jauh beda dengan Jogja (panasnya). Setelah muter-muter selama setengah jam di kota itu, kami pun sampai di Kampus Unnes, meskipun yang tadinya satu kloter jadi 3 kloter karena pisah-pisah gak karuan. Kami dipapag oleh Mas-masnya, namanya Mas Munir, agak putih, agak berisi, tapi yang penting ramah banget. Mas-nya termasuk Senior di Green Community [GC] Biologi Unnes.
Pertama, kami diajak singgah di Kandhang GC. Bener-bener bikin ngimpi. The Real Kandhang ada di sini, Kandhang kupu-kupu, anggrek dan bibit pohon, seakan membuat GC memang sempurna. Suasana kampus mirip di desa, benar-benar alami. Masih banyak lahan luas yang kosong dan sunyi… Mas Munir emang baik, kami dikasih rest-time sampe ashar. Kugunakan waktu itu baik-baik untuk merasakan damainya mushola di depan kandhang GC.

Waktu menunjukkan pukul 16.05. Setelah sholat dan packing, tim kami segera menuju ke Lereng Gunung Ungaran, tepatnya di Desa Banyu Windu, Kab. Kendal. Dengan menempuh perjalanan selama sekitar 60 menit, kami pun sampai di homestay [ternyata ga jadi nge-dome]. Desa yang sangat damai, mengingatkanku pada memori Juni 2007, saat pertama kali kakiku menginjak tanah Ungaran di Jimbaran. Tidak lama kami duduk, adzan magrib sudah terdengar…

Setelah selesai sholat Isya’, ternyata Allah memberikan rejeki baru lewat gerimis. “Biasane nek pas udah ngene malah ga nemu kodok. Tapi nek lebar udan malah rame, dadi budal bar udan wae” kata  Mas Munir membuka pembicaraan. Sambil menyruput teh hangat suguhan Mbak Yuli [temen Mas Munir], kami sedikit berbincang-bincang mengenai Herpet. Ya, biolaska memang baru mau belajar Herpet. Bahkan bisa dikatakan ga ada yang kenal dengan jenis-jenis Herpet kecuali beberapa teman yang mau tidak mau harus kenal karena pernah njepret.

Akhirnya sekitar jam 08.30 hujan mulai reda dan kami segera siap-siap. Bawaan mereka seabreg, mulai dari tongkat ular, karung beras, caliper, senter super jangkrik (saking tajemnya), DSLR, berbagai macam plastic, timbangan kodok, dan lain-lain yang aku ga tahu namanya, soalnya baru liat. Sedangkan kami agak sedikit minder [soalnya cuma modal senter ecek-ecek dan kamera pocket]. Ini memang pengalaman pertama kami hunting malam hari, kodok lagi, mungkin memang butuh membiasakan diri. Kalo hunting burung, kita sombong karena seringnya mendongak ke atas, tapi kalo hunting kodok harus sering rendah hati dengan menundukkan kepala –walaupun ga seterusnya.

Baru beranjak beberapa meter, mbak-mbak sama mas-masnya udah pada berkerumun, ternyata ada ular di kolam. Kadal tenan og, koq yo weruh-weruh e… Belum lagi ada katak yang kurang lebih ukurannya cuma 3cm. Prikitiuwww… banget pokoke.

Di tengah trek, kita berenam [biolaska] benar-benar nge-heng. Udah gak connect lagi, akhirnya [dengan menyembunyikan rasa malu yang tak terkira] kami putuskan buat ga nerusin perjalanan alias mau bobo’. Padahal pencarian mereka belum usai karena spesies yang diburu belum juga nongol.

“Kita nunggu sini aja ya mbak?” tanya kami.
‘’Hehe, Ok.” Balas mbaknya.
Lama kami menunggu mereka, mungkin sekitar 2 jam.
Srek… srek… dari arah belakang  terdengar kembalinya tim Kodok Hunters.
“Dapet mbak?”
“Dapet lah ya… Tadi motret Burung Meninting juga lagi b0b0’…”

Sambil mengeluarkan kameranya dan ngliatin hasil-hasil bidikan-nya… Mbak Nia dan Mas Munir bercerita banyak mengenai Kodok istimewa buruannya. Yach… Amfibi yang menjadi icon buruan malam mini sebenarnya adalah Katak Pohon Mutiara/ Nyctixalus margaritifer. Namanya sangat menarik, begitu juga ujud-nya. Sayang aku ga bejumpa dengannya gara-gara udah pesimis duluan dengan kata-kata Mas Munir, “ Aku monitoring selama 2 tahun, hanya ketemu dia 4 x…” Hehehe… Dasar akunya yang masih mental tempe!

Tak lama kemudian, rombongan segera putuskan buat pulang dengan beberapa tangkapan ular, bunglon dan Katak, guna identifikasi di home-stay.

Pukul 02.49 wib kami tiba di home-stay, segera bersih diri  dan merapatkan barisan untuk tidur……

 Dan ini-lah list Amfibi yang berhasil teridentifikasi malam tadi:
1.      Katak Bancet – Occidozyga sumatrana
2.      Katak Tegalan – Fejervarya limnocharis
3.      Kongkang Kolam – Rana chalconota
4.      Kodok Puru Hutan – Bufo biporcatus
5.      Percil Jawa – Microhyla achatina
6.      Katak Pohon Emas – Philautus aurifasciatus
7.      Kongkang Jeram – Huia masonii
8.      Bangkong Tuli – Limnonectes kuhlii
9.      Katak Pohon Mutiara - Nyctixalus margaritifer

Sedangkan untuk Reptil, belum bisa diidentifikasi hingga spesies. Paling tidak, nemu:
1.      Kadal
2.      Gonochepalus sp.
3.      Bronchocela sp.
4.      Cicak batu
5.      Ular air [Jw: Ular Bu u]
6.      Ular un-ident …

Salam Herpetologi Menawan Hati…

Asikk... Ketemu lagi ma Si Dia...


       Nasib buruk tidur lbh awal, y brarti hrz bgun lbh awal jg. Pkl 03.15, sambil berdiri g karuan krn kelopak2 mata yg msih lengket, akhirnya kuraih panci2 itu dan 1jm kmudian jadilah maka jadilah sepanci nasi putih siap santap. Piye ki, rep sholat koq msjidx jauh, tmen2 msh pd mnylesaikan tgas impiannya. Akhirnya kuraih hp pinjaman wrna merah itu dn mulai kupejet2 keypad dn tertulislah bbrapa kalimat. Akhirnya kukirim kalimat2 td k nmr2 hp seadanya. Ada yg langsug dibls, ada yg 8jm br dbls, yg g bls lbh byk. Jm5 akhirnya dpt tmn bwt k msjd. Smbl mndgar riuhnya bbrp jenis walet yg baru keluar sarang di tebing2 karang pulau itu, q langkahkan kaki mnju arah msjd dg lampu sorot pinjaman yg q pasang di kepala.
       Sesampainya d msjd, kami disambut kokokan Green Peafowl (Galus varius-Ayam Hutan Hijau) dan Greather Coucal (Centropus sinensis-Bubut Besar). Beberapa jenis burung yg berukuran lbh kcil pun byk brmunculan. Pkul 5.30, balik ke camp sambil membwa 3lt air kran demi serantang sarimi dan seplastik kupi. Jiahh... Lagek wae mateng, dr arah laut trlihat awan gelap mendekati bibir pantai, sontak kami berkemas memasukkan apa saja yg bisa dimasukkan k dlm lapak biru. Lesehan pindah pokoke.
       D luar hujan deras, d dlm lapak adem ayem berlomba memindahkan nasi, emi, kupi ke dlm lambung.
      Kira2 jm8, hujan agak reda, dr pintu lapak t'lht Pacific Reef-Egret (Egretta sacra-kuntul karang) berjumlah 3 keping terbang melintasi area pasang surut. Baru kali ini melihat si black morph dan white morph akur banget cari sarapan bareng. Tak lama kemudian seekor Buntut Sate Putih (Phaeton lepturus-White tailed Tropicbird) melintas menuju area perburuannya di laut lepas. Akhirnya sgera qt ptuskan utk bongkar lapak dan bagi kelompok."Jam 12.00 sampe di titik ini lg. Terserah mau pd blusuk kmana, yg jls jalur utama ttp terlewati, kmu pake Encounter Rates, aq pake Mckinon List" ujar Bang Prem. Aq patuhi saja apa yg dikatakannya.
       Sambil ngomel2 tak karuan krn salah satu anggota klmpok yg malah geje hunting serangga kawin, q copot sandal pinjaman itu dan kutenteng di sepanjang jalan aspal. Sesekali sambil pasang telinga lebar2 dna bnar sja, suara khas Crested Serpent-Eagle ato Elang-ular bido (Spilornis cheela) terdengar oleh k3 pasang telinga kami. Lumayan lah dpt raptor .
        Pas udah mo smpe k titik awal, qt ptuskan utk blusuk ke pantai tak dikenal. Qt menemukan tanah yg cukup lapang dan ladang jagung d tepi pantai. Diskusi singkat kami tntg spesies kpu2 cantik dan pohon widuri terpotong oleh salah seorang teman yg berteriak "Cah nek kae elang cah, guwedhe tenan". Dgn sigap qt lgsug pasang bino ke arah seekor raptor yg sdang soaring di atas laut. Teridentifikasi adl White-bellied fish-eagle (Haliaetus leucogaster-elang laut perut putih). Catatan penemuan baru setelah lama tak terlihat di sepeanjang garis pantai Gunung Kidul. Dalam hatiku ngoceh,"Asik... Ketemu Elang-Laut Perut -Putih [lagi]... Hahaiii,,, bisa buat pamer ke kelompok Bang Prem".

       Puwasss bgd kami memandangi raptor laut yg cuwakep itu. Kelompok bang prem trnyata jg melihat raptor tersebut dr sisi pantai barat. Mreka malah melihat 2 individu, dewasa dn juvenil yg sedang duel dgn Bido.

       Inilah sisi cerita yg asyik dn Cool abis (sbaliknya). Ada sisi cerita yg mnyebalkan jg. Tp tdk akan sya bagi, biar utk sya sja.

       Jgn ragu utk menulis, dlm bntk apapun. Krn itu adl Karya. Dan sudah seharusnya Yang Muda Yang Berkarya.

Salam KonserVASI!